Senin, 17 Desember 2018

Fisiologi Sistem Pencernaan Manusia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak teriman kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. 
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.     
          Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, Saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar,  14 November 2018

            
                                                                                                   Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………………
KATAPENGANTAR …………………………………………………………………………………..
DARFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………………….
1.3 Tujuan Penulisah ...……………………………………………………………………………
1.4 Manfaat Penulisan ……………………………………………………………………………
BABII PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Pencernaan …………………………………………………………
2.2 Fungsi Sistem Pencernaan ………………………………………………………………..
2.3 Organ-Organ Sistem Pencernaan ………………………………………………………
2.4 Proses dari sistem pencernaan …………………………………………………………
BAB III PENUTUP
3.1.KESIMPULAN ………………………………………………………………………………….
3.2.Saran ……………………………………………………………………………………………..
DAFTARPUSTAKA …………………………………………………………………………………


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
 Fisiologi adalah mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan normal. Tubuh terbentuk atas atas banyak jaringan dan organ, masing-masing dengan fungsinya yang khusus untuk dilaksanankan. Fisiologi sistem pencernaan manusia terdiri dari beberapa organ. Rongga mulut, esofagus, lambung, usus kecil, usus besar, rectum, dan anus. Semua sistem pencernaan itu akan bekerja sesuai dengan tugasnya, namun tetap saling berkaitan untuk mencerna semua makanan yang masuk ke tubuh. Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk diasimilasi oleh tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas berbagai bagian sepertinya mulut, faring, usofagus, tekak, kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus besar. Seluruh saluran pencernaan dibatasi oleh selaput lendir (membram mukosa).

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar Belakang di atas, rumusan Masalah dari makalah ini adalah :
              1. Apa pengertian dari sistem pencernaan?
             2. Apa fungsi sistem pencernaan?
             3. Apa saja organ-organ yang ada dalam sistem pencernaan?
 4. Bagaimana proses pencernaan didalam tubuh?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Untuk mengetahui :
            1. Pengertian dari sistem pencernaan.
            2. Apa fungsi sistem pencenaan.
            3. Organ-organ yang ada dalam sistem pencernaan
4. Untuk mengetahui proses pencernaan didalam tubuh.

1.4 MANFAAT PENULISAN MAKALAH
Untuk menambah :
1. Pengetahuan tentang apa itu sistem pencernaan.
2. Pengetahuan tentang fungsi dari sistem pencernaan.
3. Pengetahuan tentang organ-organ yang ada dalam sistem pencernaan.
4. Pengetahuan dari proses sistem pencernaan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SISTEM PENCERNAAN
Sistem perncernaan adalah sistem yang bekerja untuk melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara mekanik maupun secara kimia. Sistem pencernaan ini terdiri dari saluran pencernaan (alimentar), yaitu tuba berotot panjang yang merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar air liur, hati, kandung empedu,dan pankreas. Saluran pencernaan yang terletak di bawah daerah diafragma disebut saluran grastrointestinal. Sedangkan pengertian dari fisiologi pencernaan itu sendiri adalah aktif fungsi atau kerja sistem pencernaan dalam keadaan normal.

2.2 Fungsi Sistem Pencernaan
 Fungsi utama dari sistem ini adalah untuk menyediakan makanan, udara, dan elektrolit bagi tubuh dari gizi yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlangsung secara mekanik dan kimia, dan Termasuk proses berikut :
a. Ingesti adalah proses masuknya makanaan ke dalam mulut.
b. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlangsung .
c. Absorpsi adalah penggerakan produk akhir pencernaan dari lumen saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga dapat diberikan oleh tubuh.
d. Egesti (defekasi) adalah proses eliminasi zat-zat sisa yang tidak tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.

2.3 ORGAN-ORGAN SISTEM PENCERNAAN

A. Mulut
     Mulut (oris) merupakan organ yang pertama dari saluran pencernaan. Fungsi utama  mulut adalah untuk menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup lebih kecil untuk dapat ditelan kedalam perut. Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat yang membantu dalam proses pencernaan. Di dalam rongga mulut terjadi proses pencernaan makanaan secara mekanik dan kimiawi.

B. Faring
     Faring (tekak) merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan. Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Fungsi faring dalam sistem pencernaan yaitu sebagai penyalur makanan dari mulut ke kerongkongan. Ketika makanan didorong ke belakang oleh lidah, maka saluran pernapasan akan menutup dan makanan akan masuk ke esophagus.

     Mekanisme kompleks faring melakukan gerakan mencegah masuknya makanan ke jalan pernapasan dengan menutup sementara hanya beberapa detik, mendorong makanan masuk ke dalam esophagus dan tidak membahayakan pernapasan.

C. Esophagus
     Esophagus (kerongkongan) merupakan salah satu bagian organ pencernaan yang terletak setelah faring dan sebelum lambung, serta berdekatan dengan trakea. Esophagus juga merupakan organ pencernaan yang berbentuk seperti tabung berotot yang berfungsi menggerakan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristaltik. Esophagus  dapat melakukan peristaltik, yaitu gerakan meremas-meremas untuk mendorong makanan sedikit demi sedikit ke dalam lambung. Makanan ada di dalam kerongkongan yang hanya sekitar enam detik.

D. Lambung
     Lambung (gaster) merupakan  saluran yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik terutama di daerah epigaster. Variasi dari bentuk lambung sesuai dengan jumlah makanan yang masuk, adanya gelombang peristaltik tekanan organ lain, dan postur tubuh.
Fungsi lambung :
1. Fungsi penampang makanan yang masuk melalui esophagus, menghancurkan makanan dan menghaluskan makanan dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung.
a. Mekanis: Menyimpan, mencampur dengan sekret lambung, dan mengeluarkan kimus ke dalam usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik.
b. Kimiawi: Bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim-enzim bergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan antara lain:
Pepsin
Asam garam (HCL)
Renin
Lapisan lambung
2. Fungsi bakterisid: oleh asam lambung.
3. Membantu proses pembentukan eritrosit.

E. Usus Halus
     Usus halus (intestinum minor) merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino.

Fungsi usus halus:
Menyekresi cairan usus.
Menerima cairan empedu dan pankreas melalui duktus kholedukus dan duktus pankreatikus.
Mencerna makanan
Mengabsorpsi air garam dan vitamin, protein dalam bentuk asam amino, karbohidrat dalam bentuk monoksida.

F. Hati
     Hati (hepar) adalah organ paling besar dalam tubuh kita.
Fungsi hati:
a. Sekresi
Hati memproduksi empedu dibentuk dalam sistem retikulo endothelium yang dialirkan ke empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorpsi lemak.
Menghasilkan enzim glikogenik yang mengubah glukosa menjadi glikogen.
b. Metabolisme
Hati berperan serta dalam mempertahankan homeostatik gula darah.
Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen dan mengubahnya kembali menjadi glukosa jika diperlukan tubuh.
Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel merah yang rusak dan hasil penguraian protein menghasilkan urea dari asam amino berlebih dan sisa nitrogen. Hati menerima asam amino diubah menjadi ureum dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin.
Hati mensintesis lemak dari karbohidrat dan protein.
c. Penyimpanan
Hati menyimpan glikogen, lemak, vitamin A, D, E, K, dan zat besi yang disimpan sebagai ferritin, yaitu suatu protein yang mengandung zat besi dan dapat dilepaskan bila zat besi diperlukan.
Mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan di simpan di suatu tempat dalam tubuh, dikeluarkannya sesuai dengan pemakaiannya dalam jaringan.
d. Detoksifikasi
Hati melakukan inaktivasi hormone dan detoksifikasi toksin dan obat dan memfagositosis eritrosit dan zat asing yang terdisintegrasi dalam darah.
Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dieksresi dalam empedu dan urin (mendetoksifikasi).
e. Membentuk dan menghancurkan sel-sel darah selama 6 bulan masa kehidupan fetus yang kemudian diambil ahli oleh sumsum tulang belakang.

G. Kantung Empedu
     tempedu adalah kantong yang berbentuk buah pir yang terletak pada permukaan viseral.
Fungsi kandung empedu:
Sebagai persediaan getah empedu dan membuat getah empedu menjadi kental.
Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh sel-sel hati jumlah setiap hari dari setiap orang dikeluarkan 500-1000 ml sehari yang digunakan untuk mencerna lemak 80% dari getah empedu pigmen (warna) insulin dan zat lainnya.

H. Pankreas
     Pankreas adalah kelenjar terelongasi berukuran besar dibalik kurvatura besar lambung.
Fungsi pankreas:
Fungsi eksotrin (asinar), yang membentuk getah pankreas yang berisis enzim-enzim pencernaan dan larutan berair yang mengandung ion karbohidrat dalam konsentrasi tinggi. Produk gabungan sel-sel asinar mengalir melalui duktus pankreas, yang menyatu melalui duktus empedu komunis dan masuk keduodenum dititk ampula hepatopankreas. Getah pankreas ini dikirim kedalam duodenum melalui duktus pankreatikus, yang bermuara pada papilla vateri yang terletak pada dinding duodenum. Pancreas menerima darah dari arteri pankreatika dan mengalirkan darahnya ke vena kava inferior melalui vena pankreatika.
Fungsi endokrin (pulau langerhans), sekelompok kecil sel epitelium yang berbentuk pulau-pulau kecil atau kepulauan Langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin dan glukagon yang langsung dialirkan kedalam peredaran darah dibawah kejaringan tanpa melewati duktus untuk membantu metabolise karbohidrat.

I. Usus Besar
     Usus besar (intestinum mayor) adalah salah satu organ pencernaan yang merupakan lanjutan dari usus halus. Usus besar sering disebut sebagai kolon.
Fungsi:
Fungsi utama usus besar adalah untuk melakukan penyerapan makanan yang tidak mampu diserap di usus besar, juga menyerap air dan garam sehingga dapat mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, menyimpan feses dan tempat tinggal bakteri koli.

J. Rektum dan Anus
     Rectum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan berakhir di anus. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah air dari tubuh.
Bagian dari saluran pencernaan dengan dunia luar terletak di dasar pelvis dan dindingnya diperkuat oleh sfingter ani yang terdiri dari:
a. Sfingter ani internus: sebelah dalam bekerja tidak menurut kehendak.
b. Sfingter levator ani: bagian tengah bekerja tidak menurut kehendak.
c. Sfingter ani eksternus: sebelah luar bekerja menurut kehendak.
Defekasi adalah hasil refleksi apabila bahan feses masuk kedalam rectum. Dinding rectum akan meregang menimbulkan implus aferens yang disalurkan melalui pleksus mesenterikus dan menimbulkan gelombang peristaltik pada kolon desendens. Kolon sigmoid mendorong feses ke arah anus. Apabila gelombang peristaltik sampai di anus, sfingter ani internus dihambat dan sfingter ani eksternus melemas sehinhga terjadi defekasi (buang air besar).

2.4 PROSES SISTEM PENCERNAAN
Pertama-tama, pencerenaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim ptyalin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengendung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Makanan selanjutnya dibawah menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan bisa turun ke lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan akan melalui proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim yaitu: Renin, Pepsin, HCL, Lipase. Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam, makanan akan dibawah menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim Amilase, Lipase, dan Tripsinogen. Selain itu terdapat juga empedu. Empedu dihasilka oleh hati dan ditampung didalam kantung empedu. Selanjutnya empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna coklat pada feses.
Selanjutnya makanan dibawah menuju usus halus. Di dalam usus halus terjdi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jad, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorpsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar diusus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus. Makanan yang tidak dicerna oleh usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain mebusukan sisa makanan, bakteri E.coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masih banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali keusus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar.
Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini dinamakan defekasi dan dilakukan dengan sadar.


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sistem perncernaan adalah sistem yang bekerja untuk melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara mekanik maupun secara kimia. Makanan mengalami proses pencernaan agar dapat diserap oleh usus. Proses pencernaan adalah proses perubahan makanan dari bentuk kasar (kompleks) menjadi bentuk halus (sederhana) sehingga dapat diserap oleh usus. Proses pencernaan pada manusia dibedakan menjadi pencernaan secara mekanik dan pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara mekanik yaitu mengubah makanan dari bentuk kasar menjadi halus, sedangkan pencernaan secara kimiawi, yaitu pencernaan dengan bantuan enzim.

3.2 SARAN
Diharapkan kepada para pembaca yang berhubungan dengan bidang kesehatan untuk benar-benar mengerti tentang fisiologi pencernaan pada manausia, agar nantinya tidak terjadi kesalahan dalam menyimpulkan anggap terhadap keluhan pasien yang bermasalah dalam sistem pencernaan.


DAFTAR PUSTAKA


Syaifudin (2011) Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk Keperawatan dan      Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC,  Jakarta.

Suratum (2010) Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal. Trans Info Media, Jakarta.

Jeremy P.T Ward (2009) At a Glance Fisiologi. Erlangga, Jakarta.

Tambayong Jan (2001) Anatomi dan Fisiologi Untuk Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Lauralee Sherwood (2001) Fisiologi Manusia dari Sel ke Sitem. Alih Bahasa dr. Brahm U. Pendit. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Kamis, 06 Desember 2018

Teori Keperawatan Martha E. Rogers

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
          Teori menghasilkan pengetahuan kperawatan yang dapat digunakan dalam praktik. Integrasi teori ke dalam praktik merupakan dasar profesi keperawatan (McEwen dan Wills, 2007). Selain itu, teori dapat menunjukan bagaimana perawat menggunakan proses keperawatan.
          Teori keperawatan  adalah konseptualitas dari beberapa aspek keperawatan untuk mencapai tujuan menggambarkan, menjelaskan,  memperkirakan, dan/atau pelaksanaan asuhan keperawatan (Meleis, 2006). Teori keperawatan membuat perawat-perawat melihat situasi klien secara perspektif, sebuah cara untuk mengolah data, dan sebuah metode untuk menganalisis dan menginterpretasi informasi.
           Misalnya, Teori Rogers yang memiliki tujuan keperawatan yaitumengelolah dan mempromosikan kesehatan, pencegahan penyakit, pelayanan, serta rehabilitasi penyakit dan klien yang cacat melalui “Ilmu Kemanusiaan Kepeawatan”(Rogers 1970 & 1990). Menurut Martha Rogers (1970) menganggap individu sebagai energi lingkungan yang berada dalam jagat raya. Individu secara keseluruhan berinteraksi  terus-menerus dengan lingkungan, mempunyai integritas pribadi dan karakter (Rogers, 1970 & 1990).
            Manusia tunggal adalah suatu “energy lingkungan empat dimensi yang dikenali dari bentuk dan karakteristik tertentu dan tidak dapat diperkirakan dari bagian pengetahuan” (Tomey dan Alligood, 2006). Empat dimensi dari teori Rogers-energi: lingkungan keterbukaan, bentuk dan organisasi, serta dimensionalitas-membantu dalam perkembangan prinsip yang berhubungan dengan perkembangan manusia.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah biografi Martha Elizabeth Rogers ?
2. Bagaimanakah definisi dan konsep utama teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers?
3. Bagaimanakah gambar dari teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers ?
4. Bagaimanakah aplikasi dari teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui biografi Martha Elizabeth Rogers.
2. Menjelaskan definisi dan konsep teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers.
3. Mengetahui gambar dari teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers.
4. Menjelaskan aplikasi dari teori Martha Elizabeth Rogers.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biografi Martha Elizabeth Rogers
   Martha Elizabeth Rogers lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Beliau memulai karir sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennessee di Knoxville pada tahun 1931. Beliau masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxville pada September 1936. Beliau menerims gelar Diploma Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima gelar B.S dari George Peabody Collage di Masville pada tahun 1937. Pada tahun 1945 beliau mendapat gelar MA dalam bidang pengawasan kesehatan masyarakat dari Fakiltas Keguruan Universitas Columbia, New York. Beliau menjadi Eksekutif Direktur dari pelayanan keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau meninggalkan Arizona pada tahun 1951 dan kembali melanjutkan sekolah di Universitas Johns Hopkins, Baltimre MD dengan memperoleh gelar MPH tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954.
Beliau di tetapkan menjadi Kepala Bagian Keperawatan di New York University pada tahun 1954. Secara resmi beliau  mengundurkan diri sebagai Profesor dan Kepala Bagian Keperawatan pada tahun 1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan.
   Pada tahun 1979 beliau pensiun dengan hormat dengan memakai gelar Profesornya dan terus aktif mengembangkan dunia keperawatan sampai beliau meninggal pada 13 maret 1994.
   Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia (kesatuan manusia) sebagai sumber energy yang menyatu dengan alam semesta. Manusia berada dalam interaksi yang terus-menerus dengan lingkungan (Lutjens, 1995). Selain itu, manusia merupakan satu kesatuan utuh memiliki integritas diri dan menunjukan karakteristik yang lebih dari sekedar gabungan dari beberapa bagian (Roders 1970). Manusia yang utuh merupakan “Empat sumber dimensi energi yang diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang menunjukan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian pembentuknya” (Maminer Toey, 1994). Keempat dimensi yang digunakan oleh Martha E. Rogers sumber energy, keterbukaan, keteraturan dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas manusia digunakan untuk menentukan prinsip mengenai  bagaimana berkembang.



2.2 Definisi Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers

Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip – prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan perkembangan manusia.
Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip – prinsip kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia / individu seutuhnya.  

2.3 Konsep Utama Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers

Martha Elizabeth Roger mengemukakan empat konsep besar. Beliau menghadirkan lima asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu utuh. Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut merupakan pola kehidupan. Pada akhirnya seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi, membayangkan dan memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi negentropik dapat diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu lingkungan, keperawatan dan kesehatan.
Tujuan diagnosa keperawatan memberikan kerangka kerja dalam intervensi keperawatan direncanakan dan dilaksanakan. Intervensi keperawatan akan tergantung pada fokus diagnosa keperawatan. Fokus pada integralitas akan diimplementasikan dengan lingkungan sama dengan pada individu. Diharapkan perubahan pada suatu hal yang akan menyebabkan perubahan di sisi yang lain secara simultan terpisah dari dunia penyakit. Di sana masalah tidak dapat disetujui dengan efektif dalam arti umumnya perubahan diterima, ukuran penyakit. Kreativitas dan imaginasi menjadi sangat penting.
Resonansi menyatakan bahwa diagnosa keperawatan ditujukan untuk mendukung atau memodifikasi variasi proses kehidupan sebagai manusia yang utuh. Karena proses kehidupan manusia merupakan suatu fenomense.
Rencana keperawatan pada bagian helicy membutuhkan penerimaan individu terhadap perubahan yang terjadi strategi untuk meningkatkan dan memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk itu dibutuhkan informasi dan partisipasi aktif klien pada proses keperawatan. konsep yang menyebutkan manusia adalah unik dan dapat dikenali karena kemampuannya dalam merasakan, memberi kesempatan perawat untuk membantu memecahkan masalah kesehatannya dan mengatur agar tujuannya dapat mencapai kesehatan.

1. Teori yang berkaitan dengan konsep menciptakan perbedaan cara pandang pada suatu fenomena. Kerangka kerja Martha E Roger akan memberikan alternatif dalam memandang manusia dan dunia. Teori yang menyatakan keperawatan menggunakan prinsip hemodinamika dalam memberikan pelayanan kebutuhan manusia atau cara memandang keperawatan dari satu sisi. Contoh adalah prinsip helicy yang menekankan pada pola kebiasaan dan ritual.
2. Teori harus masuk akal, Mengetahui perkembangan yang masuk akal merupakan hal penting perkembangan yang logis menyebabkan mengenai asumsi pada prinsip hemodinamika.
3. Teori harus sederhana dan dapat disosialisasikan. Teori dapat disosialisasikan sejak tidak tergantung pada beberapa keadaan. Itu dinyatakan oleh Martha E Roger konsepsi manusia sangatlah sederhana. Meskipun memberikan kaitan dalam pemahaman. Ditambahkan teori ini dilandaskan pada penggunaan sistem terbuka yang sangat kompleks.
4. Teori didasarkan pada hipotesa dan bisa diuji.
5. Teori memberi dan membantu peningkatan batang keilmuan dalam disiplin ilmu melalui penelitian sehingga teori tersebut sah.
6. Teori bisa digunakan sebagai pedoman dan peningkatan dalam praktek.
7. Teori harus konsisten dengan teori lain yang sah, hukum dan prinsip-prinsip tetapi harus menghindari pertanyaan terbuka yang perlu diperiksa.



2.4 Bagan Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers
Untuk menggambarkan dinamisme proses dalam keperawatan, Rogers membuat ilustrasi dalam bentuk bagan sebagai berikut :






1. Integritas (Integrality) merupakan proses hubungan yang menguntungkan antar manusia dan lingkungannya secara berkesinambungan.
2. Resonansi (Resonancy) merupakan prinsip yang membicarakan tentang alam dan perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan. Resonansi dapat dijelaskan sebagai suatu pola-pola gelombang yang ditunjukkan denagn perubahan-perubahan dari frekuensi terendah ke frekuensi yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.
3. Helicy merupakan prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami, hubungan manusia, dan lingkungan adalah berkesinambungan, menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan antara manusia dan lingkungan bukan menyatakan ritmitasi.


2.5 Aplikasi dari Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers

2.5.1 Praktik
Martha Elizabeth Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers.
1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien
2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar
3. Penyesuaian terhadap pola
4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan dalam proses penyembuhan.
5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif
6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan
7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

2.5.2 Pendidikan
Pada tahun 1963, Rogers mencetuskan ide untuk mendirikan kembali program undergraduated dan graduated dalam pendidikan keperawatan. Hal ini adalah di lakukannya sebagai refleksi terhadap evolusi perubahan dalam ilmu keperawatan. Konsistensi terhadap definisi yang ia berikan untuk keperawatan bahwa keperawatan adalah profesi yang di pelajari, unik serta memiliki batang tubuh pengetahuan, maka ia sangat menganjurkan bagi perawat untuk menempuh pendidikan dalam keperawatan.

2.5.3 Penelitian
Model konseptual abstrak yang di kemukakan Martha E Rogers secara langsung memiliki hubungan dengan riset dan pengembangan ilmu keperawatan. Model konseptualnya memberikan arah dan stimulus untuk aktifitas keilmuan tersebut. Model keperawatan Rogers menunjukkan betapa uniknya realita profesi keperawatan. Peneliti yang
memiliki asumsi dan pemahaman seperti konsep Martha E Rogers akan menemukan mendapatkan pandangan yang jelas tentang seperti apakah sesungguhnya bekerja sebagai perawat. Secara jelas dalam konsepnya Martha E Roger menunjukkan bahwa kebutuhan kritis dalam keperawatan adalah merupakan dasar pengetahuan dalam aktifitas penelitian keperawatan.

2.5.4 Perkembangan dimasa depan
Rogers (1986a) percaya bahwa pengetahuan pengembangan dalam model nya adalah "proses yang tiada akhir" menggunakan "banyaknya pengetahuan dari berbagai sumber ... kemungkinan untuk membuat kaleidoskop. Eksplorasi filsafat baru oleh para sarjana Rogerian ke budha, hindu, dan aborigin contoh kepercayaan ini dalam kesatuan esensial (madrid, 1997). Fawcett (2000) mengidentifikasi tiga theoris berikut dasar yang dikembangkan oleh rogers dari ilmu kesatuan manusia:
1. Teori percepatan evolusi
2. Teori kolerasi ritmis perubahan
3. Teori fenomena paranormal
penjelasan lebih lanjut dan pengujian teori-teori dan prinsip-prinsip homeodynamic akan memberikan kontribusi untuk ilmu pengetahuan keperawatan.

2.5.5 Agama
Fokus dari teori keperawatan Martah E. Rogers adalah memandang manusia secara utuh dan saling bertukar enegi dengan lingkungannya. Hal ini seperti halnya Prinsip dasar hubungan manusia dengan alam atau makhluk lain di sekitarnya pada dasarnya ada dua: pertama, kewajiban menggali dan mengelola alam dengan segala kekayaannya; dan kedua, manusia sebagai pengelola alam tidak diperkenankan merusak lingkungan, karena pada kahirnya hal itu akan merusak kehidupan manusia itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Perry dan Potter. (2009). Fundamental keperawatan ed 7. Jakarta: Salemba
Medika
Brajakson Siokal. (2015). Falsafan dan teori keoerawatan. Jakarta: Trans info media